Reinhart. Anak IT pertama di Indonesia.
Inilah saya. Capek sih, tapi bagaimana lagi. Banyak yang bilang saya mabuk koding dan ketawa untuk hal-hal yang mereka rasa sangat !lucu.
Maklum, mereka belum support codec-nya. Atau jangan-jangan, protokol komunikasi saya jauh lebih end-to-end encrypted (E2EE) daripada mereka.
Sebagai salah satu orang Indonesia yang punya tanggal lahir biner (10/10/01), saya memiliki kekuatan untuk menguasai darah dan bita. Saya dituntut untuk terus berkembang dan mengayomi masyarakat, meskipun tak mendaftar menjadi anggota TNI dan POLRI.
Frontend. Backend. Fullstack. UI/UX Designer. Product Manager. Kuli Grafis. Jungkir Balik.
Saya tak lagi berperan sebagai fullstack developer. Lebih dari itu, saya telah menguasai berbagai bahasa:
*Sedang belajar Ruby dan Golang, btw
Demi menjawab tuntutan masyarakat dengan membangun:
Lu kan Anak IT®, masa ga bisa...
Benerin printer? Bisa. Benerin keyboard? Barusan. Benerin wifi? Untung saya pakai OpenWrt. Tinggal di-SSH, dump config, separah-parahnya reinstall ulang.
Ngehek akun IG mantan? Memang ngapain? Apakah saya bisa rebut centang birunya? Apakah saya bisa rebut followersnya?
public static void main(String[ ] args)...
let pantun = 20
pantun += 1
Ini bukanlah sebuah pantun biasa. Tapi tes kepribadian untuk kalian yang suka Swift dan JavaScript.
Bahkan Presiden pun setuju.
Bahasa pemrograman > Bahasa Inggris. Dan saya sudah mengamalkannya sejak 2016.
Berawal dari jalur web development, kemudian beralih ke Node.js, mulai belajar C dan Java, dan akhirnya berpolimorfosa ke dunia PHP, Python, Dart, Swift, dan seterusnya.
Kini, saya mencintai berbahasa pemrograman dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tak banyak dari masyarakat yang memanggil-manggil "Anak IT" itu paham. Entahlah, new Promise (function (resolve, reject) { if (Language.getImportanceLevel(programming) > Language.getImportanceLevel(Language.fromISOCountryCode('en'))) resolve('terbukti, kan?'); });
Anak IT tak harus wibu.
Legenda rakyat mengatakan para mahasiswa jurusan Teknik Informatika akan selalu jadi wibu untuk selama-lamanya.
Saat ini saya juga berkuliah S1 di BINUS University. Di kampus yang disebut episentrum perwibuan.
"Kalian tidak dapat mengeja WIBUNISASI tanpa kata BUNIS."
Risa Comics, 2018.
Tapi hal itu tak terjadi kepada diri saya sendiri. Untung saya tidak berkuliah di Institut Tsundere Bandung (ITB).
Summa Cum Laude. Tinggal 2 semester lagi.
Selama 5 semester terakhir, saya mendapatkan IPK 3.88 untuk 109 SKS. Karena itu, saya sangat yakin untuk mempertahankan peringkat summa cum laude dengan mengejar 37 SKS lagi.
Dan memang, kuliah Teknik Informatika itu terbatas. Ada banyak hal yang harus dikejar setelah waktu kuliah. Pengalaman bikin aplikasi, memecahkan masalah, bereksperimen dengan hal baru. Semua ini saya lakukan dengan semangat dari William Shakespeare, seorang sastrawan Inggris:
Coming Soon: Real life developer.
Kini, banyak orang tertarik untuk masuk dan hidup di dunia virtual. Istilah "metaverse" kini mulai menggantikan pamor "Industry 4.0" hanya karena manusia sangat ingin untuk hidup dalam impiannya sendiri.
Setelah berbahasa pemrograman sekian cukup lama, dan memahami seluk beluk di balik dunia virtual, saat ini saya sedang belajar untuk menjadi developer bagi dunia nyata.
Apa? Agung Reinhart Group? Tidak, namun jauh lebih penting dari itu. Jutaan manusia kini menggantungkan seluruh hidupnya terhadap algoritma komputer. Misalnya aplikasi dating dan metaverse. Tetapi, apa yang jauh lebih bermakna dari rumah virtual, pacar virtual, mobil virtual, dan segala hal yang virtual? Hal-hal nyata yang nyata di dalam dunia nyata.
...dan menjadi developer digital.
Transformasi digital yang semakin digencarkan di tengah-tengah masyarakat juga menuntut saya untuk bertransformasi menjadi pribadi yang digital.
Dengan logam biru yang melekat dalam tubuh saya, saya sudah menjadi ikon dalam dunia per-command-line-an. Internet kini lebih mengenal saya dengan ikon itu, bukan melalui kacamata saya.
...dan menjadi developer yang tak kerja sendirian.
Hidup saya tentunya tak selalu sendirian. Bahkan, banyak robot yang telah bekerjasama dengan saya untuk bersama mengabdi kepada masyarakat. Di dalam universitas saya sendiri, banyak yang mulai mengagumi situs portal berita dan uptime monitor yang dikerjakan oleh tim kami. Dan kini, saya sedang berusaha untuk menjadi bagian dalam komunitas penggiat teknologi yang memberikan kemajuan bagi bangsa dan negara.
Monggo, stdinnya...
Anda dapat menghubungi saya beserta robot-robot saya di sini untuk pertanyaan, kerjasama, dan hal lainnya. Jangan lupa cek juga pr0xy (controld) dan alterine, saudara digital saya yang juga sering aktif dalam dunia maya.
Hak Cipta 2022 Reinhart Previano Koentjoro. "Lu kan Anak IT" adalah merek dagang Reinhart Previano Koentjoro yang terdaftar secara resmi di Republik Metaverse dengan nomor induk 0x04D3CF2F.