Blog posts from Shift of Worlds and Nations (shift-of-worlds-and-nations)
Terang adalah konsekuensi dari mengikut Kristus.
Jangan salah, kita semua ingin menjadi pribadi yang rahasia, karena kita seringkali curiga dan khawatir bahwa orang-orang jahat akan menghancurkan kehidupan kita. Namun, Firman Tuhan memberi saran yang sungguh berbeda bagi kita untuk meresponi masalah tersebut. [14] Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. [15] Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang (BIMK/BIS, TB2: tempayan), melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. [16] Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:14-16 TB [16] "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki pelita, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. [17] Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Lukas 8:16-17 (TB) Sesungguhnya, kita tidak sekadar dipanggil menjadi terang dunia. Kita adalah terang dunia. Karena faktanya, banyak orang yang telah bekerja keras untuk menjadi "terang dunia" dengan menghadirkan solusi tertentu seperti akses air bersih, namun hatinya sangat tidak bersih di mata Tuhan. Dan tak hanya itu, Tuhan meneguhkan kita supaya Firman itu tak sekedar berupa mandat, namun juga sebuah identitas, sehingga kita dipanggil untuk tidak menutup-nutupi identitas kita yang sebenarnya, yang apa adanya, salah satunya sebagai terang dunia. Bagi saya, menjadi terang adalah sebuah konsekuensi, sebuah kekang yang harus dikenakan terhadap prinsip kedagingan saya. Secara daging saya tak ingin menjadi orang yang begitu publik dan apa adanya, namun hanya cara inilah saya mampu dipakai Tuhan.
Light as a consequence of following Christ.
Our flesh desires peace through privacy and anonymity, because we often suspect and afraid of people who do evil. But when you decide to follow Christ and bound to His own rules, you have to accept one of the consequences to the desires of your flesh: being the light. [14] “You are the light of the world. A town built on a hill cannot be hidden. [15] Neither do people light a lamp and put it under a bowl. Instead they put it on its stand, and it gives light to everyone in the house. [16] In the same way, let your light shine before others, that they may see your good deeds and glorify your Father in heaven. Matthew 5:14-16 NIV [16] “No one lights a lamp and hides it in a clay jar or puts it under a bed. Instead, they put it on a stand, so that those who come in can see the light. [17] For there is nothing hidden that will not be disclosed, and nothing concealed that will not be known or brought out into the open. Luke 8:16-17 NIV Jesus has explicitly given us these two commandments: be the light, in the public, and don’t ever try to hide yourself as the light of the world. Again, there is no point of putting myself in a place that’s private from others. I may personally grow but not others. Being an unhideable light is an identity and a must for me and others.
Turns out, I am the product.
Some of you came here to advocate for the social justice in the cyberspace. Those of you said that the tech products I and others use each day are unethical and evil, converting their users to become “useds”. *We call them 'useds' rather than 'users' because Facebook is using them, not vice versa. Richard Stallman I used to understand some of your beliefs during my early days with Mozilla, including one of the famous quotes of the Internet that clearly says: If you are not paying for it, you’re not the customer; you’re the product being sold. Various Authors (incl. Andrew Lewis) Turns out, I never paid anything to prepare for my birth, nor I paid for my tuition fees from kindergarten to college except one as an apology. Does that now qualify me as a product even without mentioning anything about GAFAM? Again, I do neither have my personal desire nor my legal consent to be born on Earth—where my spiritual self would definitely prefers to stay in the Kingdom of God in heavens instead of here. The Holy Bible, who describes who I am, also defines myself as nothing more than products and commodities: either as the salt and light of the world, a healthy seed and tree that grows the fruits of the Holy Spirit, a dirty scarlet piece of cloth who was washed away to become as white as the snow, and as a humble plant that would grow into nutritious grains of wheat, instead of the strikingly poisonous tare or darnel. So that really means I already am the Product. Even before the TV, media, and tech industries came all along and influenced me as a whole. And as a Product, I shall embrace my way as how the Product embraces itself. It’s just a big irony for those who conspire about these without realizing that they, too, are already destined to become products since their own birth.
Is transhumanism against the Holy Bible principles?
You should ask instead, how it is against the Bible? The mysteries of human enhancement was recorded in the Bible, during the events that lead to the Great Flood. Quoting directly from the NIV, [1] When human beings began to increase in number on the earth and daughters were born to them, [2] the sons of God saw that the daughters of humans were beautiful, and they married any of them they chose. [3] Then the Lord said, “My Spirit will not contend with humans forever, for they are mortal; their days will be a hundred and twenty years.” [4] The Nephilim were on the earth in those days—and also afterward—when the sons of God went to the daughters of humans and had children by them. They were the heroes of old, men of renown. [5] The Lord saw how great the wickedness of the human race had become on the earth, and that every inclination of the thoughts of the human heart was only evil all the time. [6] The Lord regretted that he had made human beings on the earth, and his heart was deeply troubled. [7] So the Lord said, “I will wipe from the face of the earth the human race I have created—and with them the animals, the birds and the creatures that move along the ground—for I regret that I have made them.” [8] But Noah found favor in the eyes of the Lord. The Nephilim were created as a hybrid of a human and an actual angel. And as a hybrid, they have enhanced bodies that makes them inhuman. Apocryphal sources (i.e. the scriptures rejected from the canon of the Holy Bible) like the Book of Enoch even mentioned that such hybrids are significantly larger than humans, that “pure” humans are complaining to God as they commit cannibalism to satisfy their hunger. This concept is quite similar to the inner desire of humanity who wants to be more than just a human. And here the Bible said it clearly, humanity have done that before, that finally angered God to send The Great Flood.
Happy Shiftine Day!
Pesan-pesan terakhir di AOG (Part 1): Hikmat dari datangnya Antikristus.
Dalam kesempatan akhir ini, saya ingin menyampaikan beberapa pesan penting sebelum akhirnya resmi keluar dari komunitas Army of God Jakarta. Pesan ini cukup mendalam, dan sepertinya tidak akan muat dalam satu sesi sharing Connect Group saja. Ada banyak hal-hal mendalam yang telah menjadi dasar saya untuk memulai pelayanan baru saya dalam beberapa bulan yang mendatang. Dan komunitas CG yang satu ini setidaknya menjadi jawaban atas doa saya sepuluh tahun yang lalu. [26] Saudara-saudara! Coba ingat bagaimana keadaanmu pada waktu Allah memanggil kalian. Cuma sedikit saja dari antaramu yang bijaksana atau berkuasa, atau berkedudukan tinggi menurut pandangan manusia. [27] Sebab memang Allah sengaja memilih yang dianggp bodoh oleh dunia ini, supaya orang-orang pandai menjadi malu. Dan Allah memilih juga yang dianggap lemah oleh dunia ini, supaya orang-orang yang gagah perkasa menjadi malu. [28] Allah memilih yang dianggap rendah, hina, dan malah yang dianggap tidak berarti oleh dunia ini, supaya Allah menghancurkan yang dianggap penting oleh dunia. [29] Dengan demikan tidak seorang pun dapat menyombongkan diri di hadapan Allah. 1 Korintus 1:26-29 BIMK Ada banyak hal yang saya pelajari dalam penggembalaan ini, salah satunya bahwa Tuhan akan selalu menjawab doa kita pada waktu-Nya. Kita pun tidak usah menjadi orang-orang hebat untuk dapat menjadi berdampak, karna yang Tuhan sebenarnya inginkan adalah agar kita bisa melakukan kehendak Tuhan, di manapun kita ditempatkan. Bumi adalah tempat kita berlatih untuk melakukan kehendak Tuhan yang lebih besar di surga. Buktinya, baca janji-janji Tuhan dalam setiap gereja dalam Wahyu pasal 2 dan 3. Ada janji-janji yang disebutkan secara spesifik dan eksklusif bagi orang yang benar-benar melakukannya. Dan ada juga perumpamaan talenta pada Matius 25, di mana setiap hamba yang baik dan setia masuk ke dalam kebahagiaan Bapa (yaitu Firdaus, surga) dengan janji bahwa mereka diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Ya, mereka masuk ke surga dulu sebelum diberikan tugas yang lebih besar oleh Bapa kita di surga. [21] Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:21 TB2 Sekarang, misi pelayanan saya yang selanjutnya sangat mendalam dan spesifik, mempertahankan tatanan hubungan Tuhan, manusia, dan teknologi seperti yang di atas. Hari ini, dunia justru menginginkan yang sebaliknya: melupakan Tuhan dan bergantung pada teknologi. Dan untuk menjelaskannya, saya mau tak mau harus menjelaskan kembali tentang akhir zaman. 1. Bilangan binatang tidak perlu kita takuti. Saya akan langsung membahas Wahyu pasal 13. Pasal ini sering ditakuti banyak orang bukan karena angka 13, namun karena pasal inilah yang menyebutkan “bilangan binatang” yang bernilai 666 (ayat 18). [18] Yang penting di sini ialah hikmat; Siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. Wahyu 13:18 TB2 Ya, banyak sekali yang memamerkan angka ini sebagai suatu simbol yang dapat terlihat jelas di umum, mendeklarasikan bahwa mereka mendukung datangnya Antikristus. Namun, kita tidak diminta Tuhan untuk mengenal angka ini dari kasat mata. Jika bilangan binatang tersebut didefinisikan Tuhan sebagai empat ratus empat (404), misalnya, maka pengikut-pengikutnya akan juga memamerkan angka tersebut dari angka yang lain. Bahkan ayat ini bukanlah satu-satunya dalam Alkitab yang menyebutkan angka tersebut. Anda bisa melihat angka yang sama pada 1 Raja-Raja 10:14, 2 Tawarikh 9:13, dan Ezra 2:13 (meskipun dicatat pula dalam Nehemia 7:18 dengan sedikit perbedaan) tanpa menyebutkan apapun mengenai akhir zaman dan Antikristus. Angka ini tidak pernah disebutkan bagai “angka terlarang” atau “angka yang tak boleh disebutkan” dalam Alkitab, seperti nama Tuhan “Yahweh” yang tidak boleh disebutkan secara sembarangan (Keluaran 3:14, 20:7). Dan karenanya, kita tak perlu takut meskipun tetap berwaspada. Belum pula ahli-ahli teologi yang berpendapat bahwa angka tersebut bukanlah 666, melainkan 616. Dan iya, tak sedikit salinan naskah yang dikumpulkan saat menyusun Alkitab dari awal menyebutkan angka “enam ratus dan enam belas” (χξϛ) dari pada “enam ratus enam puluh enam” (χιϛ) dalam bahasa asli mereka. Ada pula yang mengaitkan kedua angka tersebut dengan gematria, teknik menghitung nilai numerik dari susunan huruf tertentu, yang juga menyimpulkan bahwa nama-nama termasuk Kaisar Nero dan Muhammad memiliki angka tersebut. Intinya, apapun angkanya, yang Tuhan sebenarnya inginkan dari kita adalah mengenal bilangan ini bukan sebagai angka yang utuh atau yang tertulis, melainkan melalu suatu proses yang menguji dan mempertimbangkan segala sesuatu sebelum akhirnya menuju suatu konklusi. [21] Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. [22] Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 1 Tesalonika 5:21-22 TB2 Bahasa sehari-hari yang umum bagi para anak-anak IT? Checksum. Yang penting di sini ialah hikmat; Siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung checksum binatang itu, karena checksum itu adalah checksum seorang manusia, dan checksum-nya ialah enam ratus enam puluh enam. Siapa yang bilang bahwa Firman Tuhan tidak relevan dengan teknologi hari-hari ini? Prinsip dari gematria sendiri tak jauh berbeda dengan istilah checksum yang semakin hari semakin penting dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hari-hari ini, checksum selalu dipakai untuk memvalidasi apakah kata sandi (password) Anda valid, dan karena checksum itulah, situs web dan aplikasi dapat mengenal password Anda sebagai Yesus1-1Tuhan&AllahKami tanpa harus menyimpan teks tersebut secara mentah-mentah, agar jika aplikasi tersebut diretas (“kena hack”), orang-orang jahat tidak dapat mengambil paksa akun Anda. Hal yang sama juga berlaku untuk mengecek apakah transaksi-transaksi online Anda dinyatakan sah, baik dalam QRIS maupun Bitcoin. Memang terasa deja vu dengan ayat 16-17: [16] Ia (binatang kedua) menyebabkan semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, [17] dan tidak seorangpun dapat membeli atau menjual selain mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Wahyu 13:16-17 TB2 2. Indonesia sedang dipersiapkan menjadi kendaraan Antikristus. Ada dua hal menarik lagi yang perlu saya bahas dari pasal yang sama. Pertama, bisa dikatakan bahwa setidaknya 5 dari 6 agama dan 1 kepercayaan yang diakui di Indonesia sedang menantikan datangnya seseorang pemimpin besar di masa depan. Orang-orang Kristen yang percaya sedang menunggu kedatangan Kristus yang kedua kali, yang akan menciptakan langit dan bumi yang baru (Wahyu 21-22). Sebagian umat Muslim menunggu datangnya Imam Mahdi, yang dikabarkan akan hadir, mengajarkan, dan menegakkan kembali syariat Islam dan perdamaian dunia. Memang Mahdi tidak tercatat dalam Al-Quran, namun ada dalam beberapa hadis yang juga masih dipercayai kaum-kaum tertentu, meskipun tak mencakupi semua pemeluk agama Islam di Indonesia. Ada yang menunggu datangnya Maitreya sebagai Buddha berikutnya yang akan kembali mengajarkan Dharma dalam dunia. Ada pula yang menunggu Satrio Piningit yang akan memerintah seluruh dunia dari pulau dan keturunan Jawa, dan layak disebut Ratu Adil, menurut Jangka Jayabaya, yang sudah memprediksi adanya kereta api, pesawat terbang, hingga munculnya LGBT di pelosok-pelosok dunia. Dan terakhir, wujud (avatar) terakhir dewa Wisnu juga akan hadir sebagai Kalki, memerangi kejahatan dan menegakkan kebenaran pada zaman akhir (Kali Yuga). Mungkinkah mereka semua sebenarnya menanti-nantikan seseorang yang sama pada akhir zaman? Atau setidaknya, salah satu dari kedua orang ini: yang dikenal umat Kristen sebagai Kristus, dan yang dikenal sebagai Antikristus? Dan agar sang naga itu bisa mengarahkan miliaran manusia kepada sang Antikristus, ia harus membuat manusia lupa akan Tuhan, atau setidak-tidaknya, hanya mengenal Tuhan secara dangkal. Seperti makna “Esa” dalam “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Masyarakat Indonesia sama-sama sepakat bahwa: Tuhan itu ada Struktur organisasi Tuhan terdiri atas hal-hal yang bersifat secara rohani Tuhan telah menciptakan bumi beserta isinya, termasuk manusia Tuhan mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan Mereka berdosa, mendukakan bumi dan Penciptanya, dan harus kembali kepada jalan Tuhan untuk memulihkan keadaan dunia Manusia harus belajar berterima kasih dan berbakti kepada Tuhan Namun, masing-masing agama dan kepercayaan memiliki interpretasi yang beragam mengenai Tuhan, dan ujung-ujungnya setiap pemeluk diminta untuk mengakui bahwa “apapun interpretasi manusia atau kaum tertentu tentang Tuhan, kita sama-sama sepakat bahwa ada Tuhan”. Itulah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Tatanan teopolitik yang dimiliki Indonesia justru memposisikannya di tengah antara kedua ujung posisi negara terhadap Tuhan: Jenis NegaraContohJika pengenalan mereka tentang Tuhan melalui agama tersebut benarJika pengenalan mereka tentang Tuhan melalui agama tersebut salahSekular: Tidak melibatkan Tuhan baik secara budaya maupun politikAmerika Serikat, ChinaNegara tak mau ikut campur dalam urusan keagamaan secara mendalam.Negara hanya berfokus kepada pemupukan budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan secara universal, sehingga tidak memerlukan pemahaman Tuhan yang benar maupun salah.Multikultural: Mengakui adanya Tuhan serta beragam agama Indonesia, SingapuraNegara berkewajiban untuk melindungi hak-hak agama yang benar.Negara berkewajiban melindungi hak masyarakat untuk berpindah agama/kepercayaan.Monoteis: Hanya mengakui satu jenis agama baik secara budaya maupun politikArab Saudi, Brunei Darusallam, Israel, Jepang, VatikanDengan mengakui bahwa agama tersebut sangat benar, satu negara dapat mendapatkan perjanjian dan perlindungan Tuhan.Dengan mengakui bahwa agama tersebut sangat benar, satu negara dapat disesatkan dengan pengenalan Tuhan yang salah. Dengan tatanan politiknya yang berlandaskan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, Indonesia justru menjadi sasaran bagi Antikristus dengan embel-embel persatuan, kerukunan antaragama, dan yang terpenting, menciptakan perdamaian dunia. Ya, bukan hanya perdamaian negaranya sendiri. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) 3. Kekristenan selalu berbicara “mengapa kita harus masuk ke surga?” Setidaknya, bagi Kristus dan Antikristus, setiap orang harus mengakui Ketuhanan itu. Antikristus mengharapkannya agar manusia hanya mengenal Tuhan dengan definisi yang dangkal, sedangkal “Dia adalah Sang Pencipta yang mengajarkan kebaikan yang perlu kita lakukan!”, tanpa mengenal mengapa Tuhan melakukan semua itu. Karena itu, Kekristenan tidak serta-merta mengajarkan “bagaimana cara saya untuk masuk ke surga”. Melainkan, “mengapa saya harus masuk ke surga?” Saya percaya kalian pernah ditanya pertanyaan yang serupa. Bukan masuk ke surga sih, namun masuk ke dalam organisasi atau perusahaan tertentu. Tak sedikit perusahaan meminta kita untuk menjawab 2 jenis pertanyaan ini: Mengapa Anda memilih perusahaan kami? dan Mengapa kami sebagai perusahaan harus memilih Anda. Orang-orang yang dewasa secara rohani adalah mereka yang mampu menjawab pertanyaan kedua: “mengapa Aku (Tuhan) harus mengizinkan kamu masuk ke dalam surga?” Ada alasan tertentu di balik setiap aksi kita kepada Tuhan, baik itu berdoa, beribadah, melayani, dan sebagainya. Bagi Anda yang belum menemukan jawaban pertanyaan ini secara tepat, teruslah dalami Firman Tuhan. Saya percaya jawaban pertanyaan ini akan menjadi semakin spesifik ketika kerohanian Anda semakin bertumbuh. Ada yang menjawabnya dengan mengklaim janji-janji tertentu, dan ada juga yang memasukkan pengalaman hidupnya bersama Tuhan. Karena, ketika kita sudah punya alasan yang kuat, iman kita pun juga akan semakin kuat menghadapi motivasi hati dan pengajaran yang salah. Tuhan: “Jadi, mengapa kamu ingin masuk ke surga?”Manusia: “Karena aku tidak mau ke neraka!”Tuhan: “Kalau demikian, mengapa kamu tidak mau ke neraka?”Manusia: “Karena di neraka ada banyak penyiksaan, dan aku pernah bermimpi kedua orang tuaku menderita di sana... Neraka itu kejam!!! Aku benci neraka!!!” Tuhan: “Jadi, untuk apa kamu ingin masuk ke surga? Apakah hanya agar bisa merasa aman saja dari neraka untuk selama-lamanya?”Manusia: “Iya... ?” Tuhan: “Tak tahukah kamu bahwa Aku dan Setan sama-sama membenci kemalasan! Ketika anak-anak-Ku malas, ia memanfaatkan mereka agar mereka juga rajin dalam dosanya. Dan kamu hanya ingin berada di tempat-Ku hanya untuk bermalas-malasan dari neraka, sedangkan banyak anak-anak-Ku yang masih ingin melayani-Ku selama-lamanya?” 4. Mengakui Tuhan secara universal adalah medium pertumbuhan bagi Antikristus. Saya memahami, tak sedikit orang Kristen di Indonesia yang selalu berdoa akan perkenanan Tuhan atas bangsanya. Namun, kemajuan sebuah negara yang jelas-jelas mempertahankan adanya Tuhan dan banyak kepercayaan inilah dapat dimanfaatkan siapa saja, termasuk Antikristus, sebagai teladan bagi negara-negara yang lain untuk mengikutinya. Ketika satu per satu agama dan kepercayaan tersebut digabungkan dan “dirukunkan”, masing-masing komunitas orang percaya akan mulai bersepakat untuk mengenal Tuhan sebagai Sang Pencipta dan Pengatur dengan definisi yang sangat umum dan dangkal, seperti yang sudah dibahas pasa pesan kedua. Atas definisi tersebutlah masing-masing kepercayaan mereka-rekakan tentang wujud dan rupa Tuhan, kebijakan-kebijakan Tuhan, dan ujung-ujungnya tidak berbicara tentang rencana Tuhan yang masih hidup. Bagi agama tertentu, Tuhan adalah sekumpulan dewa. Bagi yang mengaku dirinya Kristen, Tuhan adalah Trinitas itu sendiri. Dan bagi yang lain, “Tidak ada Allah seperti Allah!” Namun ketiga-tiganya ini sama-sama mengenal Tuhan dengan ciri-ciri yang umum, dan di situlah kata “esa” dalam “Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti: menganggap bahwa Tuhan itu satu, meskipun terdapat ratusan definisi tentang siapa Tuhan itu. Pengenalan akan Tuhan yang tidak sedalam Kekristenan ini yang akan menjadi kekuatan Antikristus. Dengan banyaknya definisi atas Tuhan dan Kebenaran Tuhan, manusia akan semakin lama dapat mempertanyakan keabsahan Tuhan dalam hidupnya, karena upaya-upaya yang mereka lakukan “untuk kepentingan Tuhan” tidak membuahkan hasil seperti yang dijanjikan banyak pemuka agama. Dan dengan adanya ramalan datangnya pemimpin dunia dari berbagai sisi kepercayaan, dan tanpa mampu mengenal ciri-ciri Tuhan yang sesungguhnya, salah satunya tujuan Tuhan mengampuni dosa kita supaya kita jangan berbuat dosa kembali. Jangan-jangan, dari sinilah mereka akan salah mengenal sang pemimpin seperti “seseorang yang diutus oleh Tuhan”, padahal ia sebenarnya adalah Antikristus. Jadi, bagaimana cara mengenal Antikristus itu? Kembali ke Alkitab, kita harus mengenal ciri-ciri Tuhan yang asli secara spesifik sebelum dapat mengenal yang palsu. Yang penting di sini ialah hikmat; Siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung checksum binatang itu, karena checksum itu adalah checksum seorang manusia, dan checksum-nya ialah enam ratus enam puluh enam. Dari sini, dapat dikatakan bahwa checksum alias “hasil penilaian dari segala karakteristik” milik Tuhan akan sangat berbeda daripada checksum manusia. Dan pemimpin Antikristus itu juga akan berujung seperti manusia biasa. Mungkin itu saja pesan-pesan saya untuk pengembalaan AOG. Masih ada Part 2-nya, kok. Kalian harus benar-benar mengajarkan pengenalan Tuhan yang sesungguhnya kepada banyak anak-anak muda. Iya, mengajarkan keselamatan tetap menjadi prioritas, namun Anda juga harus mem-followup anak-anak muda yang diselamatkan dengan pengajaran yang benar, berdasarkan Alkitab, dan mengajarkan mereka cara mencintai Firman Tuhan, supaya mereka akan terus mengenal ciri-ciri Tuhan secara benar dan spesifik, agar mereka juga tak tersesat ke dalam jebakan Antikristus. Namun, di sisi yang lain, mayoritas dari kita memang sudah dewasa secara rohani, karena itu saya memberanikan diri untuk memberi pengajaran seperti ini supaya teman-teman dapat melihat master plan-nya Tuhan dan Setan, dan mengapa kebangkitan-kebangkitan rohani itu masih relevan dan diperlukan hari-hari ini. Tuhan dan bahkan Setan menganggap Indonesia sendiri sebagai negara yang penting dan strategis, sehingga setiap dari kita pun berharga untuk menjalankan rencana-rencana besar (baik bagi Tuhan maupun Setan), seperti apa kata Tuhan dalam 1 Korintus 1:26-29: [26] Saudara-saudara! Coba ingat bagaimana keadaanmu pada waktu Allah memanggil kalian. Cuma sedikit saja dari antaramu yang bijaksana atau berkuasa, atau berkedudukan tinggi menurut pandangan manusia. [27] Sebab memang Allah sengaja memilih yang dianggp bodoh oleh dunia ini, supaya orang-orang pandai menjadi malu. Dan Allah memilih juga yang dianggap lemah oleh dunia ini, supaya orang-orang yang gagah perkasa menjadi malu. [28] Allah memilih yang dianggap rendah, hina, dan malah yang dianggap tidak berarti oleh dunia ini, supaya Allah menghancurkan yang dianggap penting oleh dunia. [29] Dengan demikan tidak seorang pun dapat menyombongkan diri di hadapan Allah. 1 Korintus 1:26-29 BIMK
Berdoalah untuk saya…
Semenjak saya terakhir kali menulis tentang serentetan masalah aplikasi pemerintah, dan ambisi pemerintah yang ingin menjadi Gojek, saya memutuskan untuk diam berbulan-bulan. Sejujurnya, saya bisa saja melanjutkan serial postingan tersebut, karena hari demi hari ada hal-hal rahasia yang sudah mencuat kepada publik. Tak sedikit juga asumsi saya tentang aplikasi pemerintah terbukti benar. Karena sesuai hikmat Tekotok, di negeri kotok ini siapa yang mengkritik aplikasi pemerintah BAKAL DIANGKAT JADI DUTA APLIKASI PEMERINTAH!!!!!! Tapi keterlibatan saya dalam aplikasi pemerintah yang berikutnya ini justru membuat saya cukup sadar betapa salah arahnya pemerintah dalam berbagai hal. Ada yang baru saja menunjukkan RUU kepada saya bahwa Komisi Penyiaran Indonesia ingin mengawasi situs apapun yang menggunakan fitur live streaming (padahal kasus seperti ini seharusnya lebih cocok dalam pengawasan iklan video), konspirasi pemblokiran situs Bit.ly, pemblokiran layanan Statically (salah satu produk dari rekan sebangsa saya) dan sebagainya. Saya sudah lama jauh dari komunitas Rizky Salminen dan rekan-rekan, termasuk yang mengkritik pemerintah secara bertubi-tubi, dan yang memblokir saya di Twitter karena membuktikan meme “L+Ratio” telah terekam sejak era kitab Daniel pasal 5. Apapun itu, saya ingin mengirimkan pesan yang satu ini: [26] Saudara-saudara! Coba ingat bagaimana keadaanmu pada waktu Allah memanggil kalian. Cuma sedikit saja dari antaramu yang bijaksana, atau berkuasa, atau berkedudukan tinggi menurut pandangan manusia. [27] Sebab memang Allah sengaja memilih yang dianggap bodoh oleh dunia ini, supaya orang-orang pandai menjadi malu. Dan Allah memilih juga yang dianggap lemah oleh dunia ini, supaya orang-orang yang gagah perkasa menjadi malu. [28] Allah memilih yang dianggap rendah, hina, dan malah yang dianggap tidak berarti oleh dunia ini, supaya Allah menghancurkan yang dianggap penting oleh dunia. [29] Dengan demikian tidak seorang pun dapat menyombongkan diri di hadapan Allah. 1 Korintus 1:26-29 BIMK Saya bukanlah Menteri Komunikasi dan Informatika yang sering anda hujat, namun orang-orang seperti saya- (dan juga Anda) -lah yang justru menjadi solusi bangsa, apalagi jika bangsa itu sangat bergantung kepada “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan melihat tren kebobrokan pejabat-pejabat pemerintah dalam 2 tahun terakhir, kepercayaan saya semakin kuat terhadap Daniel 5, yang membuat saya diblokir seseorang di Twitter. Kalau Anda benar-benar percaya bahwa Tuhan-lah yang memegang segala kuasa, Anda juga harus percaya bahwa Tuhan sanggup menghancurkan mereka yang korup, dan Tuhan akan menaikkan orang-orang yang tak layak secara hukum untuk memalukan mereka semua yang di atas. Mereka yang berpesta pora, dan yang memperalat Tuhan dan agama, semuanya akan ditangkap dan dihancurkan oleh Tuhan. Mene, Mene, Tekel, Ufarsin.
Perkenanan vs Kehendak Tuhan.
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, hormat, dan kuasa. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Wahyu 4:11 TB2 Kita percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta. Dialah yang menciptakan kita, langit, bumi, organ-organ tubuh kita, bahan-bahan makanan kita, dan hal-hal lain yang membuat kita dapat hidup bersyukur hingga saat ini. Tak hanya itu, Dia jugalah yang telah menciptakan orang tua kita, teman-teman kita, dan orang-orang lain yang telah menolong dan memberkati hidup kita. Tepat seperti apa yang diungkapkan anak-anak Allah dalam Wahyu 4:11. Namun, tidak semua hal yang Tuhan kehendaki adalah hal-hal yang berkenan di mata-Nya. Kehendak dan perkenanan itu adalah dua hal yang berbeda. Kalau kita kembali merenungkan bagian Firman di atas, berarti hal-hal jahat pun masih ada hari ini karena Dia masih meng-hendakinya, meskipun Ia benar-benar benci dan sangat sanggup untuk menghentikannya dalam sekejap. Alkitab juga mencatat salah satu perumpamaan dari Yesus Kristus, yang juga menjawab pertanyaan seperti, “mengapa ada banyak orang jahat yang masih hidup, panjang umur, namun banyak orang benar yang, meski-pun tak dibunuh oleh orang-orang jahat itu, tetap mening-galkan dunia dengan cepat?” Selain fakta bahwa Tuhan masih ingin memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertobat dan berubah, seperti Saulus yang kini menjadi Paulus, Tuhan juga sedang mengumpulkan banyak bukti bagi mereka yang tetap menolak-Nya, bahwa mereka jelas-jelas berbuat dosa yang besar dan layak dihukum ke neraka. Perumpamaan tentang lalang di antara gandum. [24] Yesus menyampaikan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya, “Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. [25] Namun, pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. [26] Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, tampak jugalah lalang itu. [27] Lalu datanglah hamba-hamba pemilik ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Jadi, dari manakah lalang itu? [28] Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannnya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi, maukah Tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? [29] Namun, ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. [30] Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waku itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpul-kanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berbekas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. Matius 13:24-30 TB2 Gandum dan lalang (tanaman Lolium temulentum, bukan Imperata cylindrica alias alang-alang) adalah dua jenis tumbuhan yang berada dalam kategori rumput-rumputan. Namun, lalang tersebut, meskipun awalnya bertumbuh menyerupai gandum, malah mengelurkan racun baik dalam tumbuhannya maupun bulirnya (sehingga dinamai Lolium temulentum, alias “tumbuhan Lolium yang mema-bukkan”). Karena itu, dalam beberapa terjemahan Alki-tab, tanaman ini direferensikan sebagai “gandum palsu”, karena tidak berbuah dan berkhasiat seperti gandum, dan sang musuh mungkin berniat untuk membunuh tuan tersebut dengan tanaman-tanaman ini. Kepalsuan dan kejahatan seperti inilah yang jelas-jelas dibenci oleh Tuhan. Namun, Dia ternyata menghendaki agar lalang tersebut tetap tumbuh sampai masa panen kedua tanaman tersebut. Tuhan tetap mengizinkan kita, orang-orang benar, untuk hidup bersama-sama dengan mereka yang jahat.